Buletin Perpustakaan dan Informasi Bogor - opini

Monday, July 31, 2006

PEMBINAAN MINAT DAN BUDAYA MEMBACA DI PROVINSI RIAU

Oleh:
Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc.


Pendahuluan

Budaya baca merupakan persyaratan yang sangat penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap warganegara apabila kita ingin menjadi bangsa yang maju. Melalui budaya baca, mutu pendidikan dapat ditingkatkan sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Jadi membaca merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan kreativitas dan dalam mengembangkan IPTEK diperlukan kreativitas yang tinggi. Bila kita tidak ingin menjadi konsumen IPTEK yang dikembangkan oleh negara-negara maju, maka kita harus melakukan usaha-usaha untuk mendorong masyarakat menjadikan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari.
Sesungguhnya sejak tahun 1972 UNESCO telah memprioritaskan masalah pembinaan minat baca. Pada tahun tersebut diluncurkan program yang disebut dengan program buku untuk semua (books for all), yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Salah satu implementasi program ini adalah dicanangkan International Book Year 1972 (Tahun Buku Internasional 1972).
Minat baca atau gemar membaca sangat dituntut oleh semua pihak untuk dikembangkan. Pemerintah Republik Indonesia bahkan menganggapnya sebagai strategi mendasar yang sangat penting untuk membangun bangsa. Ini terbukti dan tertuang dalam tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam undang-undang nomor 2 tahun 1989, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mencapai tujuan tersebut kebiasaan membaca perlu ditanamkan pada setiap warga negara pada umumnya dan pada anak-anak didik pada khususnya.

Definisi

Minat baca memang belum didefinisikan secara tegas dan jelas. Namun Prof. A. Suhaenah Suparno dari IKIP Jakarta memberi petunjuk mengenai hal ini yaitu tinggi rendahnya minat baca seseorang seharusnya diukur berdasarkan frekuensi dan jumlah bacaan yang dibacanya. Namun perlu ditegaskan bahwa bacaan itu bukan merupakan bacaan wajib. Misalnya bagi pelajar, bukan buku pelajaran sekolah. Jadi seharusnya diukur dari frekuensi dan jumlah bacaan yang dibaca dari jenis bacaan tambahan untuk berbagai keperluan misalnya menambah pengetahuan umum.
Minat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti kegemaran, kesukaan atau kecenderungan. Bila minat tersebut dihubungkan dengan membaca, maka ada semacam usaha secara intensif terhadap penggunaan media tertulis untuk pemenuhan informasinya. Proses tersebut berawal dari seseorang mempunyai:
· Kebutuhan pokok terhadap terhadap informasi baik untuk membaca maupun untuk belajar
· Merespon dan mengkomunikasikan makna didalamnya (tersurat, tersirat atau pemahaman utuh)
· Membentuk tingkat pengetahuan, dan akhirnya
· Mempunyai sikap positif bahwa bacaan adalah bagian dari kehidupan.

Permasalahan dan Upaya yang Dapat Dilakukan

Faktor-faktor berikut ditengarai menghambat peningkatan minat baca dalam masyarakat dewasa ini (Leonhardt, 1997):
1. Langkanya keberadaan buku-buku anak yang menarik terbitan dalam negeri
2. Semakin jarangnya bimbingan orang tua yang suka mendongeng sebelum tidur bagi anak-anak. Padahal kebiasaan ini merupakan kebiasaanya jaman dulu banyak dilakukan orang tua.
3. Pengaruh televisi yang bukannya mendorong anak-anak untuk membaca, tetapi lebih betah menonton acara-acara televisi.
4. Harga buku yang semakin tidak terjangkau oleh kebanyakan anggota masyarakat
5. Kurang tersedianya taman-taman bacaan yang gratis dengan koleksi buku yang lengkap dan menarik.

Untuk menaggulangi permasalahan tersebut Gubernur Provinsi Riau turun tangan dan mencanangkan gerakan hibah sejuta buku. Dalam gerakan ini pemerintah provinsi menyediakan kotak-kotak untuk menampung sumbangan buku dari masyarakat (book drop box). Kotak-kotak ini diletakkan di pusat-pusat keramaian seperti swalayan, bank, kantor-kantor layanan publik, pasar dan lain-lain. Masyarakat dihimbau untuk menyumbangkan buku yang sudah tidak dipakai lagi namun masih layak pakai dengan cara memasukkannya dalam kotak-kotak yang tersedia.
Gerakan ini mendapatkan dukungan dari DPRD Riau, Penggerak PKK Provinsi Riau (yang memiliki rumah baca), Harian Riau Pos, dan yayasan Seni Bandar Serai (memiliki kampung baca). Pada kesempatan pencanangan tersebut Gubernur Riau, Ketua DPRD Provinsi Riau, Ketua Penggerak Provinsi Riau, Pimpinan harian Riau Pos serta Ketua Yayasan Bandar Serai menyumbangkan sejumlah buku yang menandai dimulainya gerahan hibah sejuta buku tersebut. Gubernur juga meminta kepada setiap pejabat Provinsi Riau yang berkesempatan bertugas ke luar kota diwajibkan untuk menyumbangkan dua buah buku sebagai oleh-oleh. Buku-buku tersebut (termasuk yang dikumpulkan melalui book drop box) kemudian dikumpulkan oleh Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Riau untuk kemudian didistribusikan ke Taman-taman Bacaan diseluruh provinsi Riau. Saat ini diperkirakan ada ratusan taman bacaan yang tumbuh di pelosok-pelosok kota maupun desa di Provinsi Riau.
Pemerintah Provinsi Riau mentargetkan hibah sejuta buku ini dicapai dalam lima tahun. Semangat untuk mengumpulkan buku ini didorong oleh banyaknya anak-anak di daerah yang jarang membaca karena ketiadaan bahan bacaan. Kegiatan hibah sejuta buku ini merupakan sebuah langkah kongkret untuk mengubah wajah pendidikan Riau lebih baik lagi di masa depan.

Penutup

Dengan memahami kedua usaha yang mendasar dalam meningkatkan minat baca tersebut sesungguhnya dapat disimpulkan bahwa dua hal yang paling penting dalam usaha menanamkan dan menumbuhkan minat baca adalah menyangkut pengadaan sarana yang menyediakan sumber-sumber informasi. Selain itu perlu ada usaha-usaha dari berbagai pihak dalam mendorong masyarakat untuk membaca secara berkesinambungan.
Menyadari pentingnya usaha-usaha seperti yang disebut di atas, sekali-gus memahami bahwa pelaksanaan usaha tersebut tidak mudah dan menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang lama, maka kiranya usaha tersebut perlu secara terus menerus diupayakan oleh berbagai piha. Apa yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau ini perlu diteladani guna menciptakan iklim pendidikan yang lebih baik.

Daftar Pustaka

Djazuli, A. Promosi Membaca di Lingkungan Lembaga Pendidikan Formal. Seminar Nasional Promosi Gemar Membaca, Jakarta 30 Mei – 1 Juni 1994.

Hibah Sejuta Buku Dimulai. Harian Riau Pos, Selasa 25 Juli 2006.

Saleh, Abdul Rahman dkk (1997). Penelitian Minat Baca Masyarakat di Jawa Timur. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Saleh, Abdul Rahman dkk (1996). Penelitian Minat Baca Masyarakat di Pulau Batam. Jakarta: Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home